Hari ini ummat muslim Indonesia khususnya
tengah merasakan kebahagiaan. Mulai dari yang kecil sampai yang besar.
Yang muda maupun yang tua. Semua memiliki rasa tersendiri dalam hati
yang diluapkan dalam tawa dan haru.
Lihatlah orangtua, kebahagiaan mereka
adalah saat anak-cucunya berdatangan. Berlarian kesana-kemari. Bercanda
tawa, berbagi cerita,. Poinnya bukan sekadar saat kumpul-kumpil saja,
tapi bahagia saat mereka sadar bahwa anak keturunannya tengah bergembira
semua. Kumpul saudara adalah persatuan. Karena tak ada yang lebih
membuat bahagia daripada persatuan. Inilah contoh kasih sayang seorang
ayah dan ibunda. Walau usia kian senja, mereka tetap merasa muda saat
semua bahagia.
Tak kalah dengan kalangan sepuh dan
orangtua, yang muda juga ikut ambil bagian. Apalagi bocah-bocah yang
membawa dompet masing-masing. Hal yang tak wajar mereka bawa selain hari
Ramadhan. Karena tradisi masyarakat kita, hari lebaran adalah hari
panen uang receh lembaran yang masih kaku. Ada yang mengerti nilainya,
ada pula yang sekadar ikut-ikutan mendapat uang tanpa tahu seberapa
nilainya. Yang seperti ini, biasanya saya yang pegang uangnya. Mereka
gak akan sadar, hehe ….
Setiap kejadiannya, kita ambil pelajaran.
Untuk anak-anak, jangan sampai diajarkan sejak dini sikap
meminta-minta. jangan dibiasakan anak tergiur dengan harta benda. Tapi
ajarkan mereka bagaimana rasa malu adalah bagian dari iman. Ajarkan
mereka bagaimana caraya bisa membantu sesama. Dan yang tak boleh lupa,
ajarkan pada mereka bagaimana syukur itu diekspresikan menurut cara
anak-anak. Agar iman bisa ditanam. Agar benih terus tersiram air
kesejukan dalam keshalihan.
Semua adalah tantangan setiap mereka yang
merasa sebagai orang dewasa terutama orangtua. Jadikan “THR” kepada
anak-anak sebagai sedekah, bukan paksaan tradisi semata. Betapa jauh
sekali bedanya, hanya karena urusan niat. Sekali dayung, dua-tiga pulau
terlampaui. Sambil memberi, jangan lupa sambil berbisik menasehati.
Karena percikan iman lebih mudah kita curahkan saat mereka tengah
berbahagia.
Begitulah serba-serbi hari lebaran. Tiap
kejadian, harus diambil pelajaran. Tiap kesempatan, harus diambil
hikmahnya. Mumpung masih hangat lebaran, saya juga memohon maaf atas
segala salah dan kekurangan. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan
dijumpakan dengan Ramadhan unuk tahun-tahun berikutnya. Wassalam.
Wallahu a’lam bish shawab ….
Razu, Jakarta, 15 Juni 2018