Minggu, 26 Juli 2015

Terbanglah, Kasih ...

Aku kembali berdiri di tempat ini. Tempat paling asing bagi mereka, namun istimewa bagi kita. Walau sebenarnya hanyalah sederhana selaksa kasih kita.

Kasih. Begitu kusebut karena kau lebih dari sekadar cinta. Saat pelangi di ujung sana menyaksikan, bibirku berucap janji akan sebuah tali persahabatan kita.

Kini, kau akan pergi. Meninggalkan semua kisah yang dulu pernah tertulis di sini.

Kasih, akulah sahabatmu. Dan ..., akulah yang harusnya menjadi teman hidupmu. Maaf jika aku terlanjur mencintaimu. Benih yang tertanam kita telah menjadi pohon besar. Kukira, ini akan kokoh. Namun, akhirnya akulah yang harus menahan beban tumbangnya.

Pergilah, Kasih. Terbanglah bersama taqdirmu. Takdir yang harus kuterima penuh ikhlas, karena dia bukanlah Aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar