Senin, 03 Agustus 2015

Bunga di Tepian Jalan

Kehentikan langkah sejenak. Setelah perjalanan hijrahku dari tempat jauh yang ingin kucoba lupakan. Tubuh terkulai lelah seiring sesaat senja menyapa tuk ke sekian ribu kalinya.

Aduhai, sungguh hati merasa iba saat hujan kian reda. Pada sisa-sisanya, kudengak jeritan mengajukan doa dan harap pada siapapun yang mau mendengar untuk mengasihinya.

Bunga di tepian jalan. Pada detik-detik penghujung hidupnya yang hampir berputus asa. Ia teriak, setelah lama kalah melawan suara hujan yang mengguyurnya.

Aku menyukainya. Nampaknya aku tertarik, dan mulai menyukainya. Ingin rasanya kubawa pergi bersama temani sisa perjalanan panjang yang membentang di depan sana.

Bunga, ikutlah denganku. Dan jadilah penghias hidupku. Sungguh aku benar-benar ingin menaruhmu pada kanvas hatiku. Agar kau kembali hidup, setelah kematian mengejarmu ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar