Sudah tentu bagi setiap muslim
pasti mengimani keenam rukun iman. Selain kepada Allah dan hari akhir, ada juga
iman kepada Alquran sebagai kitab suci ummat muslim yang wajib dijadikan
pedoman hidup dalam segala sisi apapun. Menjadi keharusan juga untuk memiliki misi bagaimana mendapatkan cara hidup menakjubkan bersama Alquran. Karena dengannya, kita akan
mendapat begitu banyak petunjuk dan jalan keselamatan menuju keridhaan sang Khaliq.
Namun, jangan
salah. Ternyata tidak jarang pula ditemukan banyak di kalangan kita yang
mengaku sudah mengimaninya, tapi kok belum juga mendapat petunjuk? Sudah
membacanya, tapi kok hidup masih terasa biasa-biasa saja? Bahkan boleh jadi ada yang
sudah menghafalkan sebagian ayatnya, tapi kok akhlaqnya masih jauh dari sesuai
dengan ajaran yang terkandung di dalamnya? Lantas, muncullah pertanyaan besar. “Apa
sebenarnya yang harus dilakukan seoang muslim agar keimanannya terhadap kitab
suci ini benar-benar terwujud dalam realitas kehidupannya?”
Salahnya bukan
terletak pada Alqurannya, tapi mungkin ada yang bermasalah pada diri pribadi
kita masing-masing. Secara mutlak, Alquran adalah petunjuk sekaligus pembawa
keberkahan. Hal ini tidak bisa diragukan lagi kebenarannya. Kaidahnya, semakin
dekat diri kita dengan Alquran, maka semakin berkah juga hidup kita.
Karena
sesungguhnya Allah azza wa jalla menurunkan kitab-Nya yang mulia ini
bukan sekadar untuk senantiasa dibaca, tapi ia juga untuk diamalkan. Hal ini
selaras dengan firman-Nya, “Dan bacakanlah (Muhammad) apa yang diwahyukan
kepadamu, yaitu kitab Rabbmu (Alquran).” (QS. Al Kahfi : 27). Dan Allah
juga berfirman di ayat lainnya, “Dan ini adalah kitab (Alquran) yang kami
turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah dan bertaqwalah agar kamu mendapat
rahmat.” (QS. Al An’am : 155). Dan dalam firman lainnya, “Ikutilah
apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu, dan janganlah kamu mengikuti selain
Dia sebagai pemimpin (wali). Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (QS.
Al A’raf : 3). Bagaimana cara kita bias mengamalkan isi kandungannya?
Dan
ketahuilah, bahwa tidak akan pernah sempurna dan sulit kemungkinan untuk beramal
sesuai pesan yang disampaikan Alquran kepada kita kecuali dengan ikut turut
menelaah, mentadabburi serta menghayati
setiap makna-makna yang terkadung di dalamnya. Allah berfirman, “Kitab
(Alquran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka hayati
ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS.
Shad : 29). Dan memang sudah menjadi fenomena yang menyedihkan bahwa masih
banyak di kalangan ummat muslim yang kini menjadi lemah karena mereka jauh dari
perbuatan dan akhlaq sebagaimana yang digambarkan dalam isi Alquran. Bahkan menjadi
sebuah musibah bagi seseorang yang sudah mampu membaca Alquran dengan baik
namun enggan untuk mentadabburinya. Sungguh yang demikianitu dikhawatirkan akan
adanya hajib (penghalang) yang membuat hati terkunci dan tak mampu
menerima hidayah dan kebaikan. Sebagaimana firman Allah, “Maka tidakkah
mereka menghayati firman Allah, atau adakah telah datang kepada mereka apa yang
tidak pernah datang kepada nenek oyang mereka dahulu?” (QS. Al Mu’minun
: 68) dan pada ayat yang lain, “Maka tidakkah mereka mentadabburi
(menghayati) Alquran, ataukah hati mereka sudah terkunci?” (QS Muhammad
: 24).
Dan
mulai dari sinilah nanti kita akan kembali gaungkan tekad kuat untuk terus dan
senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah dengan bercengkerama setiap
waktunya bersama kalam Allah (Alquran) –dengan mentadabburi dan beramal
denganya. Inilah salah satu cara mewujudkan potret gemilang insan yang bertaqwa.
Dan sebelum kita berusaha menjadi karakter qurani, tentu kita harus membahas
bagaimana rumus menadabburi Alquran agar memudahkan setiap muslim dalam mengamalkan
isi kandungan Alquran. Bagaimana caranya? Insya Allah akan hadir bersama anda
para pembaca sekalian –semoga Allah merahmati kalian semua- pada episode
berikutnya.