Selasa, 05 April 2016

#Puisi; MENGAPA HARUS BERTANYA?

Sejernih yang tampak tilas mata memandang muka air. Bergelombang, mengoyang-goyang bebatuan yang kokoh jadi lunak. Dan di sana aku sadar, bahwa hakikat hidup tak senantiasa membuntuti mata.

Lalu kudongakkan kepala ke langit yang memantulkan warna laut. Entah langit yang biru, ataukah lautan? Kenapa harus biru sedangkan ruang hakikat adalah pekat. Lalu, angin pun melintas di telinga sambil berbisik, "Kau harus sadar, bahwa menembus batas kodrat adalah salah."

Aku mengangguk untuk kedua kalinya. Berarti benar, Tuhan lebih tahu ....

Jadi, mengapa bertanya lagi apa yang harus kulakukan?

R. Zubair, Klaten, 05042016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar