Jumat, 07 Agustus 2015

Tentang Rahmat Tuhan

Pada suatu waktu, datanglah seorang wanita muda ke hadapan Nabi Musa as Wanita itu rela bersafari sendirian walaupun harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Hal ini menandakan bahwa kepergiannya bukanlah sesuatu yang biasa.

Ketika berhadapan dengan orang yang dicari, ia pun merasa senang.

"Wahai, Utusan Allah. Aku adalah seorang wanita biasa. Aku datang dari negeri seberang, untuk meminta sesuatu padamu. Kuharap, kau sedia menolongku," kata wanita itu.

"Ada apa gerangan yang ingin kau mintai pertolongan, wahai hamba Allah?" Nabi Musa menjawab dengan ramah.

"Aku adalah seorang wanita yang tak memiliki anak. Kami sudah berkeluarga cukup lama, namun sampai saat ini tuhan belum juga menganugerahi kami seorang anak. Aku tahu, kau adalah manusi pilihan-Nya. Maka, aku mohon padamu agar kau membantuku berdoa pada Tuhanmu agar Dia menganugerahiku seorang anak. Siapa tahu doamu bisa dikabulkan," pintanya dengan mata berbinar penuh harap.

"Baiklah. In sya Allah, aku akan membantumu tuk mendoakan sebagaimana yang kau pinta," ucap lelaki itu.

Lalu, wanita itu pun pergi kembali, dan dia hendak meminta jawabannya esok hari dengan menemuinya kembali. Nabi pun mengiyakannya.

Ketika malam tiba, Nabi Musa tunduk memohon doa untuk wanita yang ditemuinya tadi. Namun, Allah belum menghendakinya.

Sungguh Allah mengabarinya tentang takdir wanita itu. Bahwa sesungguhnya Dia telah menuliskan takdir padanya menjadi seorang yang mandul. Dengan pasrah, Nabi Musa as. pun hanya tunduk menerima ketetapan terbaik-Nya.

Datanglah hari yang ditunggu. Tentunya, wanita itu hendak mendengar kabar baik yang akan disampaikan oleh Nabi Musa as. kepadanya. Namun sayang, harapan itu pupus seusai mendengar penjelasan darinya. Ia sedih dengan takdir yang harus ia terima itu.

Walaupun setelah itu wanita tersebut terus meminta Nabi Musa as. untuk kembali mendoakannya, tapi jawaban Allah tetap sama. Bahwa takdirnya adalah sebagai seorang wanita mandul.

Setelah tiga kali wanita itu meminta permohonan yang sedemikian itu. Akhirnya, dia pun mengurungkan niat untuk pulang dan tak akan kembali lagiIa kembali. Dengan perasaan sangat sedih, ia mencoba untuk tegar menerima takdirnya.

Berselang lama kemudian, Nabi Musa hendak bepergian ke suatu desa. Didapatinya wanita itu sedang mengendong seorang anak.

Nabi Musa pun menghampirinya dan bertanya, "Wahai hamba Allah, siapakah gerangan anak yang tengah kau gendong ini?"

"Ini adalah anakku," jawab wanita itu dengan wajah berseri penuh rasa bahagia. Nabi Musa yang mendengar kabar iytu sontak menjadi kaget. Bagaimana bisa wanita itu mampu melawan takdirnya?

Kemudian, ketika Nabi kembali ke rumah, ia balik bertanya kepada Allah perihal wanita itu.

"Wahai Sang Penguasa, bukankah engkau telah menakdirkannya sebagai wanita mandul? Dan mengapa kini ia telah memiliki anak?" tanyanya.

Lalu Allah pun menjawab, "Sungguh aku telah mengujinya. Wanita itu bersabar dan menerima takdirnya. Dia sama sekali tidak berputus asa, dan justru dia terus mengejar rahmat-Ku."

******

Sumber: Penggalan kajian Syeikh Nabiel Al 'Iwadhie

Masya Allah, potongan riwayat ini sangat menggugah jiwa kita. Tak jarang kita suuzon dan berputus asa ketika menerima takdir buruk yang menimpa. Namun, kita melupakan sesuatu. Bahwa Allah punya rencana baik yang tak pernah mampu kita duga.

Bisa jadi, apa yang telah menimpa kita adalah bentuk dari suatu ujian dari Allah. Supaya bisa melihat, mana di antara hambanya yang tak berputus asa dari rahmatNya.

Ketahuilah, bahwa rahmat Allah meliputi seluruh langit dan bumi beserta isinya. Dengan rahmatNya, seekor singa yang kelaparan tak akan pernah memakan anaknya. Dengan rahmatNya, seekor gajah pun tak akan pernah menginjak anaknya. Dan dengan rahmatNya, kita semua bisa merasakan indahnya kasih sayang.

Maka dari iti, jangan pernah berpilutus asa dari rajmat Allah. Karena ada banyak keajaiban yang telah disiapkan bagi setiap hamba-Nya yang tak putus asa dari mengharap rahmatNya.

Oleh: Rahmat Zubair

Klaten, 07082015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar