Selasa, 07 Juni 2016

DIARY RAMADHAN SI ALIF (Eps. 2)

"Lif, katanya nanti sore kita ada acara tarhib ramadhan di Masjid Agung Klaten, ya?" tanya Zulfan, teman sekamarnya yang dengan wajah kusut dan mata yang terbuka hanya selebar kuaci. Dari cermin Alif melihatnya sambil tertawa geli. Bulu alis temannya itu naik seperti keberatan mengangkat kelopak mata. Ada juga bekas goret di pipi dan pelipis kanannya karena terlalu lama menempel di bantal.

"Makanya, jangan tidur terus. Abis sholat zhuhur bukannya doa dan sholat sunnah dulu, eeh ..., malah langsung lari ke kamar. Jadinya nggak tahu deh kalo setelah itu ada pengumuman dari Ustadz Kholid," ujar Alif sambil cengengesan menggoda.

"Ngantuk, Bro ...." timpal Zulfan enteng.

Hmm ..., dasar abu naum*!, gumam Alif.

Sebenarnya Alif juga agak jengkel dengan tingkah dan pertanyaan Zulfan tadi. Tapi, dari sisi lain dia juga bersyukur karena ternyata Allah selalu punya cara unik untuk menghibur diri hamva-Nya yang tengah bersedih.

"Alhamdulillah ...." desah Alif sambil mengelus dadanya yang datar.

****

Selepas ashar, pukul 15.20 WIB ....

"Seluruhnya, siaaaap ..., grak!!"

Raihan, kakak kelas satu tingkat di atas Alif mulai mengomandoi para santri. Suaranya yang lantang dan tegas terdengar dari lapangan futsal pondok sampai ke lantai tiga. Tak kalah luar biasa, para santri di pondok ini juga semuanya berlarian kencang menuju lapangan. Padahal sebelum itu Raihan menghitung mundur dari sepuluh sampai satu. Tapi baru sampai hitungan di angka 5 anak-anak sudah kocar-kacir turuni tangga menuju lapangan. Di angka 3, semuanya sudah kumpul di lapangan tanpa ada yang tertinggal. Walaupun di antara mereka masih ada yang celananya masih belum di-resleting lah, bajunya belum dikancing semua, dan tak sedikit yang masih nyeker, bahkan ada yang keliru sampai-sampai memakai baju terbalik! Bagi mereka, itu semua urusan belakangan. "Yang penting baris dulu," itu prinsip mereka. Setelah dapat komando dari kakak-kakak pengurus, barulah mereka menata diri masing-masing. Hehe ....

Komando sudah disampaikan. Sudah tersedia lima truk sewaan yang kiranya bisa mengangkut sekitar dua ratusan santri pergi menuju Masjid Agung Klaten. Semua berseragam gamis dan peci putih. Ketika semua sudah naik ke punggung truk, semua terlihat kompak jika dilihat dari bawah. Putiiih bersih. Bukan karena baju mereka yang bersih dan kinclong semua, tapi karena anak yang gamisnya 'menguning' berdiri ngumpet di antara mereka.

Bola mata Alif mengarah ke jam tangan digital merk "Cassio" di tangan kiri Zulfan. Pukul 15.40, truk akhirnya mulai bergerak maju. Semua bersorai, mengawali dengan bacaan basmalah dan doa naik kendaraan. Disusul gema takbir dan spanduk-spanduk bertuliskan "Marhaban yaa Ramadhan, Marhaban yaa Syahral Qur'an...!" pun dibentangkan.

Bersambung ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar